China melonggarkan kebijakan pembatasan kelahiran bagi keluarga yang kehilangan anak-anak mereka dalam musibah tanah longsor yang terjadi tahun lalu. Keputusan ini dibuat untuk memenuhi apa yang disebut pemerintah China sebagai kuota kependudukan.
Dilansir dari laman CNN pada Jumat 5 Agustus 2011, para wanita di wilayah Zhouqu yang telah menjalani prosedur pengikatan saluran tuba fallopi untuk mencegah kehamilan, kini dapat melakukan operasi pembukaan saluran itu supaya bisa kembali hamil.
Liang Jianjun, kepala Keluarga Berencana Zhouqu mengatakan, sudah ada 27 wanita yang menjalani operasi ini. "Dan mereka semua kini sedang hamil," kata Liang.
Selama ini di Zhouqu, keluarga yang tinggal di daerah pinggiran hanya diperbolehkan memiliki paling banyak dua anak. Sementara keluarga di lima daerah yang didominasi penduduk Tibet bisa memiliki tiga.
Selama ini Negeri Tirai Bambu menerapkan kebijakan yang membatasi keluarga yang tinggal di daerah perkotaan untuk memiliki hanya satu anak. Walaupun di daerah pinggiran dan daerah etnis tertentu masih diizinkan memiliki lebih.
Di Zhouqu sendiri, pemberlakuan kebijakan itu dapat membuat keluarga yang telah kehilangan anak bisa kembali memenuhi kuota penduduk. Sebanyak 1.700 orang dinyatakan hilang atau tewas akibat tanah longsor yang terjadi Agustus tahun lalu di daerah Zhouqu, sebelah barat laut privinsi Gansu.
Ribuan rumah rusak akibat musibah yang diikuti hujan deras dan banjir selama berminggu-minggu itu. Kebijakan pembatasan kelahiran yang sudah diterapkan di China selama 30 tahun itu memang menuai kontroversi.
Sudah banyak yang mengkritik pemerintah untuk melonggarkan kebijakan yang dinilai membuat jumlah penduduk menjadi timpang, serta membuat keluarga yang mampu harus menyuap petugas supaya bisa memiliki anak lagi itu.
0 comments:
Posting Komentar